Thursday, December 29, 2016

Menilik Kehidupan Santri di Ponpes Darul A'mal Metro


Kehidupan santri di banyak pesantren di Indonesia sering diidentikan dengan kehidupan tertutup dari dunia luar. Mungkin juga sebagian masyarakat tak banyak mengetahui potret kehidupan di dalam asrama Pondok Pesantren (Ponpes). Miris, salah satu contohnya adalah asrama Ponpes Darul A'Mal 16B Mulyojati Metro Barat, satu kamar dihuni 12 santri selama bertahun -tahun. Bagaimana kehidupan di dalamnya ?



 Sekitar pukul 12.30 WIB, Rabu (7/12/2016) cuaca awan diatas langit cukup mendung. Tak lama selang 5 menit hujan pun turun cukup deras. Sahabat sayapun mengajak berteduh disalah satu Masjid dan kebetulan tepat di salah satu Yayasan Pondok Pesantren Darul A'mal Kota Metro. Kamipun langsung mengambil air wudhu dan ikut shalat Dzuhur berjamaah. Aluanan suara zikirpun sangat merdu dibacakan para santri. Singkat cerita memutuskan menemui salah satu ustad untuk berkeliling di lingkungan asrama. Meski dalam keterbatasan dan jauh dari orangtua mereka  terlihat canda tawa. Demi cita-cita dan pendidikan mereka tetap semangat meskipun harus tidak satu kamar 12 santri. 
 

Ketua Umum Ponpes Darul A’Mal Kota Metro Gus Kadratulloh Shidiq, S.H melalui pengurus harian (Lurah) Ponpes Darul A'Mal, Ustad M. Zakaria Mahmudi membenarkan, bahwa selama kurun beberapa tahun belakangan ini daya tampung asrama memang sangat terbatas berjumlah 50 kamar putra. Sedangkan jumlah santriawan terus meningkat, data terakhir mencapai 700 santriawan. “Sebagian barang-barang santri berserakan diteras. Karna gedung lantai II sedang dalam proses perbaikan, “ ungkapnya.

 Lebih lanjut, Zakaria mengaku, meski berdesak-desakan tempat tidur dan barang-barang pakaian dan buku. “Alhamdulilah para santri memaklumi dan tidak protes, orangtua santri pun juga sudah mengetahui hal tersebut, jadi tidak ada yang komplek kepihak ponpes. Selama ini dari segi kesehatan dan kebersihan warga ponpes cukup baik, mereka sudah menerapkan PHBS (Prilaku Hidup Bersih dan Sehat) sehingga dalam kurun dua tahun ini terhindar dari penyakit gatal-gatak, “katanya.

Sementara itu, menggapi hal tersebut Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Metro, Drs.H. M. Saleh, M.H, mengaku secara persis belum melihat secara langsung konsep penataan tempat tidur yang dilakukan masing-masing pengurus Ponpes. Namun tidak menutup kemungkinan masih didapati 1 kamar bisa dihuni 10 sampai 15 santri. "Jelas kasian santrinya kalau harus berdesak-desakan, itu tidak ideal. Apapun alasannya tetap akan kita tegur dan cross cek ke lapangan, “ Tegas Saleh yang juga Dosen Filsafat Hukum Islam STAIN Jurai Siwo Metro.

Saleh menambahkan, selama ini kita hanya berkordinasi lewat udara maupun pada saat pertemua melalui acara-acara yang sifatnya seremonial. Mengenai permasalah secara formal maupun nonformal pendidikan keagamaan dilingkungan Ponpes, dengan adanya laporan dan masukan ini akan kita tindaklanjuti agar selain santri belajar menimba ilmu diponpes juga mendapat kenayaman serta kesehatan.

 ”Saya juga menegaskan bagi yayasan ponpes bila fasilitas sarana dan prasarana belum mendukung jangan menerima kouta santri berlebihan. Apalagi biaya santri menimba ilmu di ponpes cukup mahal, kasian kalau tidak diperhatikan,”pungkasnya.(*)


Sumber :http://www.beritabisnismetro.com/

No comments:

Post a Comment