Dinsos Cuek Tanggapi Pengamen Anak-Anak
METRO – Maraknya sejumlah pengamen anak-anak di Lampu Merah Kota Metro terus menjadi sorotan sejumlah masyarakat. Pasalnya hingga saat ini Pemkot Metro melalui dinas sosial terlihat cuek menaggapi persoalan tersebut.
Saat dikonfiormasi, Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Metro Ellya Lusiana melalui Kabid Rehabilitasi dan Pemberdayaan Sosial, Drs. Yusuf Efendy mengatakan dalam hal penertiban dan pembinaan pengamen itu bukan mutlak sepenuhnya tanggjawab Dinsos semata.
“Tapi harus kordinasi dan melibatkan beberapa satker yakni Satpol PP dan Dinas Pendidikan bila itu pengamen benar-benar masih berstatus pelajar,” cetusnya, Rabu (29/3) kemarin
Sejauh ini, kata Yusuf memang sengaja dibiarkan, pasalnya dinsos tidak ada alokasi dana dalam penangkapan dan dilakukan pembinaan rehabilitasi dan lain-lain. “Iya nanti akan kita bicarakan dan rapatkan bersama stackholder terkait bisa itu perlu dan mendesak akan segera kita tindaklanjuti,” singkatnya.
Diberitakan sebelumnya, sejumlah pengendara dan masyarakat Kota Metro yang melintas di jalur 2 Jl. Jendrl Sudirman Kota Metro resah dan kasihan dengan banyaknya pengamen yang terbilang masih anak-anak atau pelajar di kota yang dijuluki Kota Pendidikan.
Dikitip dari akun facebook milik Budi Raharjo yang mengggah foto-foto para pengamen mewarnai Kota Pendidikan ini sebuah fakta bukan sebuah cerita. Langsung ditanggapi serius oleh pengguna sosial media (Sosmed) nitizen.
Seperti komentar Freddy Lopizz, wah kalau soal anjal (anak jalanan) dan pengamen memang harus segera ditertibkan di Kota Metro. Paling tidak seteril, ditangkap dicarikan solusi. Apalagi itu anak-anak pasti masih berstatus pelajar.
“Iya sangat menggangu ketertiban umum apa lagi dijalan-jalan. Sebenrnya itu seni kalau memang anak-anak itu red pengamen bisa bermain alat music dan bernyanyi. Bisa diberdayakan kan di Metro banyak pengusaha café, apa salahnya dibina untuk mengisi live di cafe-café,” cetusnya, kamis (23/3/2017).
Kemudian dari komentar Budi Raharjo , tadi ada yang dekatin saya ketika pas lampu nyala merah. Lalu saya bertanya rumahnya dimana ? Di jawab 15B Barat. Sekolah dimana ? Di jawab gak sekolah om langsung dia berlari kearah belakang mobil karna lihat saya foto,”singkatnya.
Senda juga komentar pemilik akun Tb Beja, kalau tidak ada tindakan atau perhatian dari yang punya wewenang pastinya nanti akan semakin marak dimana-mana. Sehingga nantinya Kota Metro menjadi kota yang tidak nyaman,” tuturnya.
Sementara komentar ajakan positif datang dari pemilik akun Lilis Yulistirah, ia mengajak ayoo action supaya tidak ada anjal, pengamen gepeng, tidak ada lagi dibumi Indonesia. Yukk kita cari cara bikin komunitas yang ok untuk semua,” ujarnya.(*)
Penulis : Shandy
|
Saat dikonfiormasi, Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Metro Ellya Lusiana melalui Kabid Rehabilitasi dan Pemberdayaan Sosial, Drs. Yusuf Efendy mengatakan dalam hal penertiban dan pembinaan pengamen itu bukan mutlak sepenuhnya tanggjawab Dinsos semata.
“Tapi harus kordinasi dan melibatkan beberapa satker yakni Satpol PP dan Dinas Pendidikan bila itu pengamen benar-benar masih berstatus pelajar,” cetusnya, Rabu (29/3) kemarin
Sejauh ini, kata Yusuf memang sengaja dibiarkan, pasalnya dinsos tidak ada alokasi dana dalam penangkapan dan dilakukan pembinaan rehabilitasi dan lain-lain. “Iya nanti akan kita bicarakan dan rapatkan bersama stackholder terkait bisa itu perlu dan mendesak akan segera kita tindaklanjuti,” singkatnya.
Diberitakan sebelumnya, sejumlah pengendara dan masyarakat Kota Metro yang melintas di jalur 2 Jl. Jendrl Sudirman Kota Metro resah dan kasihan dengan banyaknya pengamen yang terbilang masih anak-anak atau pelajar di kota yang dijuluki Kota Pendidikan.
Dikitip dari akun facebook milik Budi Raharjo yang mengggah foto-foto para pengamen mewarnai Kota Pendidikan ini sebuah fakta bukan sebuah cerita. Langsung ditanggapi serius oleh pengguna sosial media (Sosmed) nitizen.
Seperti komentar Freddy Lopizz, wah kalau soal anjal (anak jalanan) dan pengamen memang harus segera ditertibkan di Kota Metro. Paling tidak seteril, ditangkap dicarikan solusi. Apalagi itu anak-anak pasti masih berstatus pelajar.
“Iya sangat menggangu ketertiban umum apa lagi dijalan-jalan. Sebenrnya itu seni kalau memang anak-anak itu red pengamen bisa bermain alat music dan bernyanyi. Bisa diberdayakan kan di Metro banyak pengusaha café, apa salahnya dibina untuk mengisi live di cafe-café,” cetusnya, kamis (23/3/2017).
Kemudian dari komentar Budi Raharjo , tadi ada yang dekatin saya ketika pas lampu nyala merah. Lalu saya bertanya rumahnya dimana ? Di jawab 15B Barat. Sekolah dimana ? Di jawab gak sekolah om langsung dia berlari kearah belakang mobil karna lihat saya foto,”singkatnya.
Senda juga komentar pemilik akun Tb Beja, kalau tidak ada tindakan atau perhatian dari yang punya wewenang pastinya nanti akan semakin marak dimana-mana. Sehingga nantinya Kota Metro menjadi kota yang tidak nyaman,” tuturnya.
Sementara komentar ajakan positif datang dari pemilik akun Lilis Yulistirah, ia mengajak ayoo action supaya tidak ada anjal, pengamen gepeng, tidak ada lagi dibumi Indonesia. Yukk kita cari cara bikin komunitas yang ok untuk semua,” ujarnya.(*)
Penulis : Shandy
|
No comments:
Post a Comment